Pages

Daftar Blog Saya

Senin, 28 Maret 2011

Invansi Amerika : Antara Kedamaian dan Kepentingan


Pada awalnya hanya sekedar pertukaran pikiran mengenai keadaan pemerintahan melalui jejaring social, akan tetapi merembet hingga terjadinya penggulingan suatu pemerintahan. Di mulai dari Tunisia, Mesir, hingga sekarang Libya.
Berbeda dengan yang terjadi di Negara-negara sebelumnya. Adanya  pihak pro dan kontra akan pemerintahan yang ada membuat revolusi di Negara Libya berjalan alot. Ditambah dengan tindakan yang diambil oleh pemerintahan Libya dengan menggunakann senjata berat bukannya melalui pendekatan yg demokratis  untuk menghentikan para demonstran membuat keadaan di Libya bertambah parah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya  perang sipil di Libya.
Rasa keprihatinan akan banyak nya korban di Libya, membuat masyarakat internasional mendesak PBB mengambil suatu tindakan. Tindakan yang ditujukan untuk mencegah bertambahnya korban jiwa di Libya. Tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan konflik di Libya.
Akan tetapi hal ini justru dimanfatkan oleh Amerika dan sekutunya sebagai dewan keamanan  PBB yang memiliki dendam lama dengan Libya. Dengan alasan melindungi masyarakat sipil , Amerika dan sekutunya malah menggunakan kekuatan militer.
Ironis memang ,mengingat tujuan awalnya adalah melindungi warga sipil malah justru menambah jumlah meninggalnya warga sipil. Hal ini dikarenakan sejak awal memang cara yang digunakan Amerika adalah salah . Amerika dan sekutunya lebih menggunakan jalan militer daripada usaha damai untuk menyelesaikan masalah di Negara Libya.
Seharusnya Amerika lebih mengedepankan usaha-usaha demokratis untuk menyelesaikan masalah di Libya bukan malah membombardir Negara tersebut.Mengingat peliknya konflik sipil di Libya, dan ditambah adanya serangan dari Amerika ,malah justru membuat Libya akan lebih jauh dari yang namanya perdamaian.
Bukan kedamaian yang didapat, justru korban jiwa yang makin bertambah (karena tidak mungkin dilakukannya suatu invansi jika tujuannya adalah kedamaian).Tentu saja bukan ini yang diinginkan oleh masyarakat Internasional. Melainkan apa yang diinginkan Amerika dan para sekutunya Sesuatu yang lain yang menjadi kepentingan Amerika dan sekutunya. Sesuatu yang dapat kita lihat lewat sejarah hubungan kedua Negara itu .
Hubungan amerika dan Libya sejak awal pemerintahan Qadafi memang  tidak berjalan dengan baik. Dimulai dengan pemboman diskotik di berlin yang dipakai sebgai tempat hiburan tentara AS . Di lanjut dengan serangan  pesawat tempur AS yang menewaskan putri Qadafi. Hingga terjadinya ledakan pesawat Pan AM pada Desember 1988 yang diduga ulah Libya. Kedua Negara tersebut sudah melalui banyak konflik di masa lalu.  Dapat diperkirakan invansi Amerika dan sekutunya di Libya kali ini juga merupakan salah satu bentuk balas dendam atas tindakan rezim Qadafi di masa lalu.
Hal lain yang menjadi prioritas Amerika dalam melakukan penyerangan di Libya tersebut  tentu saja adalah minyak.Sebagai salah satu Negara penghasil minyak terbesar di dunia, Libya telah diincar Amerika sejak lama.  Tentu saja Amerika tidak bisa mengusai komoditas minyak di Negara tersebut jika rezim khdafi masih berkuasa mengingat hubungan kedua Negara tersebut dimasa lalu. Guna untuk memuluskan usaha mereka dalam menguasai minyak di Negara teresebut Amerika gencar mengadakan serangan kepada Libya.Tujuannya sudah pasti untuk menggantikan  sebuah rezim yang tidak dapat diajak bekerja sama dengan sebuah rezim baru lebih dapat Amerika gunakan .
Apa pun alasan yang digunakan oleh Amerika dan sekutunya untuk menginvansi Libya,entah melindungi rakyat sipil maupun memperluas hegemoni di Timur Tengah, semua itu tidak dapat dibenarkan apalagi hingga menimbulkan korban jiwa. Seharusnya sebagai dewan keamanan PBB, Amerika dan sekutunya harus lebih bersifat objektif dalam menyelesaikan masalah di Libya. Tidak hanya mengambil langkah yang menguntungkan Amerika akan tetapi juga menyelesaikan masalah di Libya.
.

Oleh Suryo Febrian Adha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar