Pages

Daftar Blog Saya

Kamis, 31 Maret 2011

Wakil Rakyat yang Tak Mewakili Rakyat


Rencana pembangunan gedung baru yang super mewah  bagi anggota DPR akhir-akhir ini  mencengangkan rakyat Indonesia. DPR yang seharusnya berfungsi sebagai sebagai wakil rakyat malah seenaknya menghaburkan uang untuk  membangun gedung baru ketika sebagian rakyat di Indonesia masih dilanda kemiskinan dan kelaparan. Rencana tersebut  memang terasa kontras, mengingat prestasi yang dihasilkan oleh DPR terbilang begitu minim.
Berbagai protes dan kecaman yang sering disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat pun tak pernah dihiraukan oleh DPR. Mereka hanya beralasan bahwa rencana pembangunan tersebut telah disutujui oleh para Anggota DPR.Hal itu terbukti dengan ,bukannya menghentikan proyek yang melukai rasa keadilan rakyat , para wakil rakyat tersebut  justru mendukungnya. Para wakil rakyat yang seharusnya memikirkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, malah akhirnya terkesan hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.
Memang tidak semua anggota DPR menyetujui proyek tersbut . Malahan ada yang secara tegas memprotes usulan pembangunan gedung baru tersebut. Akan tetapi penolakan tersebut  baru muncul ketika mucul kemarahan masyarakat atas proyek tersebut. Seharusnya para anggota DPR lah yang paling didepan untuk menolak usulan pembangunan tersebut.  Bahkan seharusnya  sebelum mereka di mintai persetujuan akan rencana tersebut.
Penolakan-penolakan para wakil rakyat tersebut pun terkesan hanya mencari muka saja. Mereka sesumbar menolak pembangunan gedung tersebut  di berbagai media,akan tetapi tak ada tindakan tegas untuk mencoba menghentikannya. Hal ini terbukti dengan tetap berjalannya proyek tersebut. Protes dan penolakan dari para wakli rakyat tadi Cuma bagian dari proses pencitraan mereka. Seolah-olah memihak rakyat akan tetapi tetap menerima “kemewahan” tersebut.
Jika memang menolak adanya pembangunan tersebut, seharusnya para anggota DPR lebih tegas dalam menyuarakan pendapat mereka. Bukan nya hanya berpendapat di berbagai media hanya untuk mendapatkan pujian dari rakyat. Tapi juga melakukan tindakan yang pasti untuk menunjukan niat mereka.
Disaat sebagian  wakil rakyat sibuk merencakan gedung baru yang full kemewahan dan sebagian lainnya sibuk mencitrakan diri di depan kamera, para rakyat masih berkutat untuk mencari sesuap nasi. Kalau begini, masih dapatkah mereka dipanggil wakil rakyat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar